Skip to main content

The Beauty Myth (Naomi Wolf) dan Unpretty (TLC): Bercerminlah di Mata Kekasih


Oleh: Rini Asriasni 
(Alumni UIN Alauddin Makassar)

Cantik atau ganteng kerap menjadi tujuan di saat membeli produk-produk seperti pakaian, make up, skin care, dan lain sebagainya. Namun faktanya, pelabelan atas tujuan tersebut hanya dialamatkan untuk perempuan saja. Lalu pertanyaanya, laki-laki ingin terlihat seperti apa ketika membeli produk-produk tersebut?

Sadar atau tidak, laki-laki dan perempuan berada di posisi yang sama. Mereka terjebak pada posisi mengusahakan diri mereka, pasangan mereka, terlihat cantik dan ganteng. Bersamaan dengan posisi tersebut, perusahaan make over mempropagandakan produk mereka dengan membangun stigma melalui iklan di Televisi, majalah, dan sosial media yang dengan mudah dijangkau konsumen. Akibatnya, laki-laki dan perempuan menjadikan apa yang dilihatnya di TV, majalah, dan sosial media tersebut sebagai contoh tolak ukur cantik atau ganteng. Inilah kemudian yang dikritik oleh TLC dalam judul lagunya Unpretty dan didukung oleh pernyataan Naomi Wolf bahwa keadaan tersebut merupakan keadaan dimana laki-laki dan perempuan diserang mitos kecantikan.

TLC merupakan grup vocal wanita tahun 90-an yang beranggotakan tiga orang. Nama TLC berangkat dari panggilan ketiga personilnya: Tionne (T-Boz), Lisa (Left Eye), dan Rozonda (Chilli). Grup ini mengusung harmoni musik RnB, pop, hip hop, soul, hingga funk. Selain populer di dunia musik, TLC juga populer dengan label sebagai grup vocal wanita yang mengangkat suara perempuan dalam lagunya. Tidak hanya pada lagunya Unpretty yang berisi kritikan terhadap laki-laki yang mengharuskan kekasihnya menjadi cantik sesuai dengan keinginannya sendiri. Juga ada lagu TLC yang berjudul NO Scrub yang akan menjadi ikon pengingat sepanjang masa bahwa pria tidak bisa seenaknya melakukan catcalling terhadap perempuan.

Kembali pada lagu Unpretty oleh TLC, ketika didengar secara sepintas lagu ini akan dianggap sebagai persoalan kecil sepasang kekasih yang saling mempermasalahkan kecantikan diri masing-masing. Namun mendengarnya saja tidak cukup membangun wacana yang lebih luas, perlu adanya sinkronisasi antara mendengar dan melihat. Ketika menyinkronkan antara lirik lagu dan video klip, terlihat si laki-laki membuka aplikasi khusus bagi mereka yang menginginkan perubahan bentuk dan ukuran di berbagai tempat tertentu pada tubuh. Misalnya menginginkan payudara yang lebih besar.

Namun di lain sisi, dalam video klip ini juga menampilkan seorang perempuan yang berpenampilan lebih berisi sedang membuka majalah model yang terlihat lebih kurus dibanding dirinya. Timbul hasrat untuk menjadi apa yang ditampilkan dalam majalah, bahkan si perempuan menempel wajahnya di atas foto tubuh perempuan yang terlihat lebih kurus dan mengkonsumsi obat penurun berat badan.

Inilah kemudian yang disebut oleh Naomi Wolf dengan kondisi perempuan dan laki-laki yang tengah diserang mitos kecantikan. . Naomi Wolf dalam bukunya The Beauty Myth (2002), menuliskan bahwa mitos kecantikan dirancang dengan cara seperti berikut: peringkat yang tinggi sebagai objek seni adalah predikat  yang paling berharga yang dapat diraih seorang perempuan dari kekasihnya. Naomi Wolf menganggap laki-laki cenderung sebagai  salah satu penggerak dalam mengubah paradigma perempuan perihal cantik, namun saya menganggap tidak menutup kemungkinan bahwa perempuan juga melakukan hal yang sama. Saya mengambil contoh laki-laki korea (artis) kerap melakukan operasi pelastik demi memenuhi tuntutan memperbanyak fansnya, terbukti banyak fans perempuan yang menyukainya dan tidak mempermasalahkan bagaimana si laki-laki itu bisa mendapatkan kegantengan wajahnya.

Naomi Wolf kemudian menganggap bahwa keadaan tersebut ada sebab laki-laki dan perempuan kurang bercermin, entah pada dirinya maupun pasangannya. Permasalahan yang kerap muncul dipermukaan dewasa ini adalah laki-laki dan perempuan yang menuntut kecantikan dan kegantengan pada pasangan, namun enggan untuk bercermin pada diri dan pasangan bahwa kondisi tubuhnya seiring berjalannya waktu juga mengalami perubahan yang sama seperti pasangannya. 

Pemahaman dasar yang harus kita bangun adalah hakikat diri sebagai manusia yang alaminya akan menua dan hal-hal lain dalam diri secara biologis akan berubah. Jika laki-laki dan perempuan bercermin dengan baik di mata kekasihnya yang menua, bahwa seharusnya ia juga sadar telah ikut menua seiring dengan kebersamaan mereka.

Comments

Popular posts from this blog

Contoh Esai Rencana Studi dan Kontribusi untuk Indonesia Beasiswa LPDP

Sumber: Pinterest Angin segar, Beasiswa Pendidikan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Kembali buka nih. Banyak banget pertanyaan yang muncul seputar beasiswa ini khususnya bagaimana sih cara buat esai nya atau Komitmen kembali ke Indonesia dan rencana kontribusi di Indonesia pasca studi yang panjang itu loh. Tidak panjang-panjang amat kok, heheh. Oh iya, untuk tulisan yang aku share ini cuma hanya sekedar contoh untuk memantik teman-teman, jadi sifatnya bukan yang paling bener ya. Teman-teman bisa buat yang lebih bagus lagi. Tulisan ini aku tulis saat akan mendaftar Beasiswa LPDP Tahap I di tahun 2021 dan mengantarkan kelulusanku sampai selesai tahap wawancara, masih fresh nih hihihi. Check this out ..... Indonesia Tanggungjawab Kita “Beri aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia.” - Ir. Soekarno (Bapak presiden pertama Republik Indonesia). Begitulah kalimat legendaris dari seorang yang legenda...